Selasa, 17 Januari 2017

Dedak Padi: Sebuah Pendahuluan



Dedak padi (rice bran) merupakan produk samping yang dihasilkan selama proses penggilingan padi menjadi beras, disamping sekam padi dan bekatul. Penggilingan padi sendiri dapat menghasilkan beras hasil gilingan sebanyak 65% masukan, dengan 35% berupa limbah dalam bentuk sekam sebanyak 23%, dedak dan bekatul sebanyak 10%, dan sisanya berupa kotoran (Yudono et al., 2001).



Gambar 1. Alur penggilingan padi
(
sumber: google.com)

Dedak padi banyak dimanfaatkan oleh peternak unggas sebagai campuran pakan ternak karena kandungan gizi yang tinggi, disamping ketersediannya yang mudah diperoleh dan harganya yang relatif murah. Dedak padi mengandung 12-14% protein, 7-9% lemak, 8-13% serat kasar, dan 9-12% kadar abu (Murni et al., 2008). Sedangkan menurut National Research Council (1994) dedak padi memiliki kandungan energy metabolis sebesar 2.980 kkal/kg, protein kasar 12,9%, lemak 13%, serat kasar 11,4%, kalsium (Ca) 0,07%, fosfor (P) 0,22%, magnesium (Mg) 0,95% serta kadar air 9%. Oleh karenanya,dedak padi ini menjadi komoditas yang sangat dibutuhkan selama ini oleh peternak unggas.

Terkait kualitas, Dewan Standarisasi Nasional (2001) telah menyederhanakan kualitas dedak padi menjadi 3 kelas mutu, yakni


Tabel 1. Macam Mutu Dedak Padi

Komposisi

Mutu I
Mutu II
Mutu III
Kandungan Air
(%, maks)
12
12
12
Protein Kasar
(%, maks)
11
10
8
Serat Kasar
(%, maks)
11
14
16
Kadar Abu
(%, maks)
11
13
15
Lemak
(%, maks)
15
20
20
Asam lemak bebas terhadap lemak maksimum
(%, maks)
5
8
8
Kalsium (Ca)
(%, maks)
0,04-0,30
0,04-0,30
0,04-0,30
Fosfor (P)
(%, maks)
0,60-1,60
0,60-1,60
0,60-1,60
A flatoksin
(%, maks)
50
50
50
Silika
(%, maks)
2
3
4


Jika dilihat pada tabel diatas, kandungan lemak itulah yang berperan menjadikan dedak padi sifatnya tidak tahan lama dan berbau tengik.Sementara semakin tinggi protein kasarnya, maka kualitasnya semakin baik. Berbanding terbalik dengan kandungan serat kasar, kadar abu dan silika.

Jawa timur sendiri merupakan provinsi dengan tingkat produktivitas padi yang tinggi. Potensi pemanfaatan limbah hasil penggilingan padi dapat menjadi salah satu rantai ekonomi yang turut meningkatkan kesejahteraan petani dan juga penggilingan padi skala kecil. Prinsip ekonomi berbasis sosio-ekonomi harus bisa diterapkan, dan ditekankan untuk diaplikasikan. Kesemua itu merupakan salah satu bentuk usaha untuk mencapai kejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar